MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR
MATERI PERKALIAN MATA
PELAJARAN MATEMATIKA
MELALUI
PENGGUNAAN PUZZLE RUMAH PERKALIAN
DALAM PENDEKATAN
KOOPERATIF
SISWA
KELAS IIa SEMESTER 2
SD NEGERI DABASAH 1 KECAMATAN BONDOWOSO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
DWI
SUWARNANING TYASTUTIK, S.Pd
NIP.
19710302 199308 2 002
UNIT
PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKAN
KECAMATAN BONDOWOSO
SD NEGERI
DABASAH 1
ABSTRAKSI
DWI SUWARNANING TYASTUTUTIK, S.Pd, Maret 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Materi
Perkalian Mata Pelajaran Matematika melalui Penggunaan Puzzle Rumah Perkalian
dalam Pendekatan Kooperatif Siswa Kelas IIa Semester 2 SD Negeri Dabasah 1 Kecamatan BondowosoTahun Pelajaran 2011/2012.
Kata Kunci :Puzzle Rumah
Perkalian, Hasil Belajar
Pembelajaran kooperatif lebih menekankan
interaksi antar siswa. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan
sesama temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai
materi pelajaran dengan mudah karena “siswa lebih mudah memahami penjelasan
dari kawannya dibanding penjelasan dari guru karena taraf pengetahuan serta
pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan”. Dalam mengajarkan matematika,
sebaiknya diusahakan agar siswa mudah memahami konsep yang ia pelajari,
sehingga siswa lebih berminat untuk mempelajarinya. Jika sekiranya diperlukan
media atau alat peraga yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep
matematika, maka seyogyanya guru menyiapkan media atau alat peraga yang
diperlukan.Berdasarkan pengalaman mengajar matematika pada kompetensi dasar operasi hitung penjumlahan semester 1 tahun
pelajaran 2011-2012 hanya mencapai rerata 67 dan
hanya 70% siswa mencapai nilai 70 atau >70 . Padahal kriteria ketuntasan minimal harus mencapai 85% siswa mendapat 70 atau >70. Sedangkan pada prestasi belajar siswa
kompetensi dasar perkalian semester 2 tahun pelajaran 2010-2011 juga masih
rendah dengan rerata 64 dan hanya 68% siswa yang mencapai nilai 70 atau >70 . Kondisi tersebut disebabkan oleh kenyataan sehari-hari
yang menunjukkan bahwa siswa kelihatannya jenuh mengikuti pelajaran matematika.
Pembelajaran sehari-hari menggunakan metode ceramah dan latihan-latihan soal
secara individual, dan tidak ada interaksi antar siswa yang pandai, sedang, dan
normal. Hal ini terbukti sebagian besar siswa mengeluh apabila diajak belajar
matematika. Sering jika diberi tugas tidak selesai tepat waktu, dan lebih suka
bermain dan mengobrol, alasannya pelajaran matematika memusingkan dan
lain-lain.
Permasalahan yang ingin dikaji oleh peneliti adalah Apakah
penggunaan Puzzle Rumah Perkalian dapat meningkatkan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Matematika Materi Perkalian pada Siswa Kelas IIa Semester 2 SD Negeri Dabasah 1 Kecamatan Bondowoso Tahun Pelajaran 2011/2012?
Adapun tujuan penelitian adalah (1) Meningkatkan Prestasi Belajar
dalam Pembelajaran Perkalian Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas IIa Semester 2 SD Negeri Dabasah 1 Kecamatan Bondowoso Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan Permainan Puzzle Rumah Perkalian.(2) Menambah atau memperkaya media pembelajaran khususnya
mata pelajaran Matematika.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) yang dilakukan di SD Negeri Dabasah 1 dengan subyek penelitian siswa kelas
IIa semester 2 dengan jumlah siswa 43 orang yang terdiri dari 21 laki-laki dan 22
perempuan. Penelitian dilakukan dengan 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan
KBM dan teknik pengumpulan data menggunakan testertulis, dan observasi aktivitas
guru dan siswa. Sedangkan data yang diperoleh dianalisa secara
statistic deskriptif. Ketuntasanbelajar
yang diharapkan yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 70% atau nilai 70, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat
85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 70.
Simpulan dari penelitian ini adalah Pembelajaran dengan penggunaan
media permainan rumah perkalian memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
dalam pembelajaran mata pelajaran Matematika
dengan materi perkalian, yang ditandai dengan
peningkatan nilai ulangan harian / tes formatif siswa pada masing-masing siklus
yaitu pada siklus pertama sebesar 69,53% dan pada siklus kedua
sebesar 81,40% serta peningkatan
ketuntasan hasil belajar klasikal pada masing-masing siklus yaitu pada siklus
pertama sebesar 60,47% dan pada siklus kedua
sebesar 88,37 %.
Implikasi hasil penelitian ini diharapkan agar alat peraga / media pembelajaran ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan pembelajaran yang lebih variatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar